Langsung ke konten utama

Luka

Dan terjadi lagi luka yang selama ini sudsh tak pernah menjulur sekarang seakan mulai terbuka lagi
Kerinduan yang amat dalam terobati dengan perpisahan yang teramat suram
Hari yang biasa mendengar untaian syair alunan melodinya seakan musnah begitu saja
Bukankah kau sendiri yang berjanji ketika ku marah kau menjadi peredam? Namun kenapa pada akhirnya semuanya benar benar sirna
Kau tak lagi jadi peredam kau tak lagi jadi perencana
Yang kubangun seakan tak ada guna
Yang ku jaga seakan sia sia
Pernahkah kau berfikir sama denganku?
Pemikiran yang seharusnya mampu mengeratkan yang pada akhirnya pikiran itu juga yang memudarkan
Mungkin esok hari ku bisa berteriak kencang namun pada hari ini ku hanya terdiam
Kau pernah janjikan sebuah untaian mesrah kenapa kau juga yang pada akhirnya menghilangkan segalanya
Sempat ku berfikir?
Semudah itukah kau terima
Semudah itukah kau sirnah
Hubungan yang kita bangun lama roboh seketika dan kau tak ada untuk mencoba memperbaiki
Yahh
Ku tau dirimu tak biasa seperti itu namun hari itu kau seakan bukan dirimu yang ku kenal ketika ku goyah kau yang selalu menjadi penenang namun waktu itu kau bukan sebagai penenang melainkan kau juga yang semakin merobohkan
Menyesal?
Tidak, bukan penyesalan hanya saja seharusnya dari awal bangunan itu tak perlu dibangun dengan kokoh
Bisakah?
Ya pasti bisa, ku hanya butuh beberapa waktu untuk menyadari akhirnya kau dan aku memang benar benar usai
Sempat ku berfikir
Sedikit pemikiran buruk tentangmu,
Apakah kau disana sudah benar benar melupakanku?
Apakah kau disana sudah menemukan dia yang lain?
Sehingga kau yang biasanya mencoba menjadi perekat seolah kau tak ingin merekatkan kembali dan berusaha menghilang tanpa arah
Tau kah ku sedih?
Tau kah ku menangis?
Iya hari itu ku sangat sedih ku menangis namun ku tau semuanya tak ada guna
Kau bukan lagi rinduku kau bukan lagi hatiku kau hanya kenanganku
Iyah kenangan yang selalu aku simpan dalam setiap mimpi dan doa ku saja
Ketika kerinduanku tak mempunyai tujuan hanya kenangan itu yang menjadi bayangan
Ku tak menyangka aku akan berada di detik ini dengan keadaan seperti ini
Bukankah kau berjanji akan selalu genggam erat tanganku, namun ku tau mungkin saat ini bukan tanganku yang kau dambakan
Atau memang sesungguhnya kau sudah benar benar ingin melepaskanku hanya saja kau tak menahu bagaimana caranya sehingga ketika ku ingin menyudahi kau benar merasa beruntung
Hhhfffftthhh
Harusnya kusadari itu sejak lama
Harusnya ku lepaskan kau dari saat itu sehingga perasaan tak sebesar sekarang
Ingin ku bilang maaf aku menyerah untuk saat ini, aslinya ku masih menyimpan semua tentangmu di hati namun ku tau ku tak bisa meneruskan untuk mempertahankanmu kali ini aku gagal kali ini aku kalah
Aku tak sanggup dengan keadaan
Memang benar aku memilih pernyataan ketika ku marah namun asal yg kau tau semua tentangmu masih kekal di asaku sampai detik ini
Ku hanya ingin mengucapkan kata yang tak mampu ku ucap padamu
AKU MERINDUKANMU KEKASIH..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hujan dengan Kepiluan

Tidak ada kata yang bisa diucap dengan baik, tidak ada cerita yang bisa terekam dengan sempurna Kala swmua kebahagiaan itu terasa begitu indah tak ada yang menahu bagaimana beban yang tertumpuk tak bisa teruai dengan sempurna Jangankan tersenyum indah mungkin tertawa terbahak pun tak mampu menutupi dengan sempurna Andai semua bisa berjalan seperti adanya layak aliran sungai yang tak berujung namun tak mungkin tak menemukan kelokan tak mungkin semuanya hanya satu arah Andai semua mampu sesuai keinginan namun nyata yang sangat nyata tak mampu benar benar tertata sesuai alur yang diinginkan Tuhan tak akan membiarkan satu tangan melukai terus menerus namun tangan itu yang masih ingin digenggam,  Tangan yang sudah lama menggenggam sudah lama menjabat dan sudah lama memeluk, Hangat peluk, hangat sikap dan hangat kasihnya masih terasa sampai detik ini Sampai kapan? Entah tuhan menghukum dengan cara seperti ini, ketika satu kata ingin mengikat namun tidak ada yang mengizinkan Tuhan tahu mana y

Ungkapan Masa Kecil

tertawa lepas berlari tanpa henti dan tersenyum bagai tiada beban namun tanpa diketahui di depan terdapat gumpalan bebatuan yang menghadang tanpa tahun terjatuh tersungkur kemudian terluka. menangis sekeras-kerasnya sehingga membuat seseorang iba dan mampu menopang dan menggendongnya. rasanya ingin sekali memluk dan kembali pada masa itu. masa  dimana aku belum mengenal kehidupan nyata dan dimana aku belum mengenal kecanggihan teknologi. hanya pelukan ibunda dan pelukan ayah yang begitu hangat aku rasa. usapan lembut tangannya yang selalu tegarkan pijakanku, kecupan mesrah darinya yang selalu buatku bahagia, segalanya hanya akan terkenang, terkenang indah memori terdahulu yang tak akan pernah musnah. masa dimana aku baru bisa belajar bergulingan kemudian belajar merangkak dan baru belajar berjalan dan berlari kencang. mereka selalu dukung dan selalukuatkan setiap pijakanku. masa ituserasa dunia tak ada yang mampu menggantikan kebahgaiaan itu. namun sekarang semuanya serasa beda

Kebenaran yang Tersembunyi

Ketika kamu memilih mundur bukan berarti semuanya akan hilang seketika bukan berarti semuanya sudah selesai Kau melupakan sesuatu, sesuatu hal yg sering kali kau anggap sepele Ada hati yg sudah kau jaga lama kemudian hilang dan pergi Semuanya tidak seketika hilang ia hanya berhenti, Iya berhenti untuk berjuang karena ia merasa perjuangannya bukan berarti apapun Kau merasa kecewa, merasa dibuang harusnya kau mulai menilai dirimu apa yang salah dalam dirimu sekarang!! Ketika yg berarti pergi itu tandanya kau sering lupa untuk memperbaiki diri untuk orang yang sedang kau jaga Kau lupa bakal ada yg lain yg akan membahagiannya suatu saat nanti Ketika orang baru hadir dia berikan semua yg kau tak punya, sedang yg ada dipikiranmu hanya materi sedang yg ia butuhkan bukan hanya materi Kau terluka berasa kau yg paling kecewa padahal yg paling kecewa adalah ia yg telah meninggalkanmu Ia yg berusaha semampunya buat memperjuangkan dan mempertahankanmu tapi kau hancurkan seketikanya saja