Dan terjadi lagi luka yang selama ini sudsh tak pernah menjulur sekarang seakan mulai terbuka lagi
Kerinduan yang amat dalam terobati dengan perpisahan yang teramat suram
Hari yang biasa mendengar untaian syair alunan melodinya seakan musnah begitu saja
Bukankah kau sendiri yang berjanji ketika ku marah kau menjadi peredam? Namun kenapa pada akhirnya semuanya benar benar sirna
Kau tak lagi jadi peredam kau tak lagi jadi perencana
Yang kubangun seakan tak ada guna
Yang ku jaga seakan sia sia
Pernahkah kau berfikir sama denganku?
Pemikiran yang seharusnya mampu mengeratkan yang pada akhirnya pikiran itu juga yang memudarkan
Mungkin esok hari ku bisa berteriak kencang namun pada hari ini ku hanya terdiam
Kau pernah janjikan sebuah untaian mesrah kenapa kau juga yang pada akhirnya menghilangkan segalanya
Sempat ku berfikir?
Semudah itukah kau terima
Semudah itukah kau sirnah
Hubungan yang kita bangun lama roboh seketika dan kau tak ada untuk mencoba memperbaiki
Yahh
Ku tau dirimu tak biasa seperti itu namun hari itu kau seakan bukan dirimu yang ku kenal ketika ku goyah kau yang selalu menjadi penenang namun waktu itu kau bukan sebagai penenang melainkan kau juga yang semakin merobohkan
Menyesal?
Tidak, bukan penyesalan hanya saja seharusnya dari awal bangunan itu tak perlu dibangun dengan kokoh
Bisakah?
Ya pasti bisa, ku hanya butuh beberapa waktu untuk menyadari akhirnya kau dan aku memang benar benar usai
Sempat ku berfikir
Sedikit pemikiran buruk tentangmu,
Apakah kau disana sudah benar benar melupakanku?
Apakah kau disana sudah menemukan dia yang lain?
Sehingga kau yang biasanya mencoba menjadi perekat seolah kau tak ingin merekatkan kembali dan berusaha menghilang tanpa arah
Tau kah ku sedih?
Tau kah ku menangis?
Iya hari itu ku sangat sedih ku menangis namun ku tau semuanya tak ada guna
Kau bukan lagi rinduku kau bukan lagi hatiku kau hanya kenanganku
Iyah kenangan yang selalu aku simpan dalam setiap mimpi dan doa ku saja
Ketika kerinduanku tak mempunyai tujuan hanya kenangan itu yang menjadi bayangan
Ku tak menyangka aku akan berada di detik ini dengan keadaan seperti ini
Bukankah kau berjanji akan selalu genggam erat tanganku, namun ku tau mungkin saat ini bukan tanganku yang kau dambakan
Atau memang sesungguhnya kau sudah benar benar ingin melepaskanku hanya saja kau tak menahu bagaimana caranya sehingga ketika ku ingin menyudahi kau benar merasa beruntung
Hhhfffftthhh
Harusnya kusadari itu sejak lama
Harusnya ku lepaskan kau dari saat itu sehingga perasaan tak sebesar sekarang
Ingin ku bilang maaf aku menyerah untuk saat ini, aslinya ku masih menyimpan semua tentangmu di hati namun ku tau ku tak bisa meneruskan untuk mempertahankanmu kali ini aku gagal kali ini aku kalah
Aku tak sanggup dengan keadaan
Memang benar aku memilih pernyataan ketika ku marah namun asal yg kau tau semua tentangmu masih kekal di asaku sampai detik ini
Ku hanya ingin mengucapkan kata yang tak mampu ku ucap padamu
AKU MERINDUKANMU KEKASIH..
Tidak ada kata yang bisa diucap dengan baik, tidak ada cerita yang bisa terekam dengan sempurna Kala swmua kebahagiaan itu terasa begitu indah tak ada yang menahu bagaimana beban yang tertumpuk tak bisa teruai dengan sempurna Jangankan tersenyum indah mungkin tertawa terbahak pun tak mampu menutupi dengan sempurna Andai semua bisa berjalan seperti adanya layak aliran sungai yang tak berujung namun tak mungkin tak menemukan kelokan tak mungkin semuanya hanya satu arah Andai semua mampu sesuai keinginan namun nyata yang sangat nyata tak mampu benar benar tertata sesuai alur yang diinginkan Tuhan tak akan membiarkan satu tangan melukai terus menerus namun tangan itu yang masih ingin digenggam, Tangan yang sudah lama menggenggam sudah lama menjabat dan sudah lama memeluk, Hangat peluk, hangat sikap dan hangat kasihnya masih terasa sampai detik ini Sampai kapan? Entah tuhan menghukum dengan cara seperti ini, ketika satu kata ingin mengikat namun tidak ada yang mengizinkan Tuhan tahu mana y
Komentar
Posting Komentar