Langsung ke konten utama

Hujan dengan Kepiluan

Tidak ada kata yang bisa diucap dengan baik, tidak ada cerita yang bisa terekam dengan sempurna
Kala swmua kebahagiaan itu terasa begitu indah tak ada yang menahu bagaimana beban yang tertumpuk tak bisa teruai dengan sempurna
Jangankan tersenyum indah mungkin tertawa terbahak pun tak mampu menutupi dengan sempurna
Andai semua bisa berjalan seperti adanya layak aliran sungai yang tak berujung namun tak mungkin tak menemukan kelokan tak mungkin semuanya hanya satu arah
Andai semua mampu sesuai keinginan namun nyata yang sangat nyata tak mampu benar benar tertata sesuai alur yang diinginkan
Tuhan tak akan membiarkan satu tangan melukai terus menerus namun tangan itu yang masih ingin digenggam, 
Tangan yang sudah lama menggenggam sudah lama menjabat dan sudah lama memeluk,
Hangat peluk, hangat sikap dan hangat kasihnya masih terasa sampai detik ini
Sampai kapan?
Entah tuhan menghukum dengan cara seperti ini, ketika satu kata ingin mengikat namun tidak ada yang mengizinkan
Tuhan tahu mana yang paling baik tapi bolehkan rindu itu selalu ada, selalu terbelenggu dan tidak pernah usai
Andai pilihan tidak seberat saat itu mungkin dirinya masih ada di hadapan saat ini, 
Ada rasa bersalah ketika ada yang enggan melepas namun nyatanya tidak mampu menggantikan setiap sisi itu, setiap sisi yang telah lama tinggal
Begitu keras usaha untuk benar mencinta dan menerima dengan yakin bahwa hidupmu bukan hanya untuk dirimu tapi juga orang lain
Bahagia itu bukan hanya tentangmu tapi orang lain, tidak boleh seegois apapun diri hanya untuk memikirkan bahagia hanya milikimu seorang
Biarlah ia menilaimu buruk akan keadaan tapi ia tak pernah tau keadaan sesungguhnya, kau hanya tau sebatas luka pilunya bukan seutuhnya..
Kau tau hujan tidak pernah menolak ketika ia harus jatuh kembali membuat terang menjadi petang
Membuat kering menjadi basah dan ia tak pernah ragu walau dirinya yang dihina ataupun di caci maki
Yang ia tahu ia sudah melakukan yang terbaik walau tak ada yang menduga atas apa yang diperbuatnya menjadi sebuah petaka
Taukah kau bagai hujan yang tidak pernah lelah kembali kebumi walau banyak yang menolaknya lalu beberapa dari mereka bersorak ketika pelangi itu hadir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ungkapan Masa Kecil

tertawa lepas berlari tanpa henti dan tersenyum bagai tiada beban namun tanpa diketahui di depan terdapat gumpalan bebatuan yang menghadang tanpa tahun terjatuh tersungkur kemudian terluka. menangis sekeras-kerasnya sehingga membuat seseorang iba dan mampu menopang dan menggendongnya. rasanya ingin sekali memluk dan kembali pada masa itu. masa  dimana aku belum mengenal kehidupan nyata dan dimana aku belum mengenal kecanggihan teknologi. hanya pelukan ibunda dan pelukan ayah yang begitu hangat aku rasa. usapan lembut tangannya yang selalu tegarkan pijakanku, kecupan mesrah darinya yang selalu buatku bahagia, segalanya hanya akan terkenang, terkenang indah memori terdahulu yang tak akan pernah musnah. masa dimana aku baru bisa belajar bergulingan kemudian belajar merangkak dan baru belajar berjalan dan berlari kencang. mereka selalu dukung dan selalukuatkan setiap pijakanku. masa ituserasa dunia tak ada yang mampu menggantikan kebahgaiaan itu. namun sekarang semuanya serasa beda

Kebenaran yang Tersembunyi

Ketika kamu memilih mundur bukan berarti semuanya akan hilang seketika bukan berarti semuanya sudah selesai Kau melupakan sesuatu, sesuatu hal yg sering kali kau anggap sepele Ada hati yg sudah kau jaga lama kemudian hilang dan pergi Semuanya tidak seketika hilang ia hanya berhenti, Iya berhenti untuk berjuang karena ia merasa perjuangannya bukan berarti apapun Kau merasa kecewa, merasa dibuang harusnya kau mulai menilai dirimu apa yang salah dalam dirimu sekarang!! Ketika yg berarti pergi itu tandanya kau sering lupa untuk memperbaiki diri untuk orang yang sedang kau jaga Kau lupa bakal ada yg lain yg akan membahagiannya suatu saat nanti Ketika orang baru hadir dia berikan semua yg kau tak punya, sedang yg ada dipikiranmu hanya materi sedang yg ia butuhkan bukan hanya materi Kau terluka berasa kau yg paling kecewa padahal yg paling kecewa adalah ia yg telah meninggalkanmu Ia yg berusaha semampunya buat memperjuangkan dan mempertahankanmu tapi kau hancurkan seketikanya saja