Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Cerpen "Keheningan Embun yang Tak Bersinar Terang" (AS)

    Senja sore ini begitu indah namun sepertinya keindahan itu tak sebanding dengan keadaan hati kecil seoarang gadis yang terlelap sendiri. Dia bukanlah bidadari maupun malaikat. Dia hanya seorang gadis biasa yang tak bnyak tingkah sebut saja namanya Anggi. Anggi adalah gadis gendut tapi dia selalu merasa kalau dirinya itu menawan ya mungkin untuk meningkatkan tingkat PD nya saja. Suatu ketika dia harus bertemu seseorang ketika dia melaksanakan kegiatan PEMABA di sebuah kampus ternama di Surabaya. Seseorang itu adalah senior pendamping Anggi.     Awal pertemuan mereka hanya sapaan sebagai senior terhadap juniornya. Tak terlalu membuat Anggi fokus terhadapnya karena awalnya Anggi memang tak ada perasan apa-apa. Namun suatu ketika Anggi menjalankan sebuah game yang diarahkan oleh seniornya itu Anggi merasa dirinya di curangi oleh temannya sehingga ia harus kalah dan terkena hukuman.     “Gak bisa dong kak dia curang gak seharusnya begitu?”bela Anggi     “Tetap tidak bisa dek kamu tet

Malaikat Tanpa Sayap

Bunda 9 bulan engkau dengan sabar mengandung aku tanpa pernah merasa lelah tanpa pernah merasa bosan walaupun aku sering menendang nendang perutmu tapi engkau tetap sabar menjaga aku Saat aku lahir kedunia aku begitu bahagia dengan senyum indah dan derak tangisku dengan bangga aku melihat sesosok malaikat yang selama ini benar benar menjaga aku Ayah Dengan jantannya ia begitu bahagia melihat sosokku yang mungil dan penuh tawa Dengan bangganya ia kemudian mengumandangkan adzan di telingaku dengan bangganya ia menimang nimang ku seakan akan ia begitu bahagia Ayah bunda Kalian begitu gigih merawatku mengajariku mengenal dunia dan mengajariku menata jalan kebaikan Kalian dengan sabar mendidikku menjadi anak yang baik dan bisa menghargai jerih payah sesungguhnya Ayah bunda 18 tahun kalian menjagaku 18 tahun kalian mendidikku 18 tahun kalian korbankan waktu untukku Tapi sedikitpun aku belum bisa membayar pengorbanan kalian Ayah bunda Aku bangga jadi putrimu Aku bangga terlahi

Aku Merindumu (AS)

Sering aku merindukan, merindukan dirimu yang dulu selalu ada waktu untukku selalu menyempatkan setiap wakt untuk temani dan tenangkan aku namun sekarang semuanya tak ada lagi jangankan menemani menyapa saja sekarang enggan kadang aku mengingat apa yang salah akan diriku atau memang kau hanya datang untuk menyenanganku kemudian pergi atau aku yang terlalu lebih mengharapmu Dulu sempat ingin tangan ini menggapai sosokmu sosok yang begitu beda dimataku dimana kau yang selalu mampu membuatku terlena dan terpukau dalam setiap pengucapanmu kau selalu terbesit sebuah rahasia yang menantangku untuk memecahkannya dalam setiap gerikmu terselip satu dua untaian yang ingin rasanya aku tebak kau memang beda kau tak ada tandingnya' bagiku kau tak sekedar ada namun memang nyata dalam dirimu ku mampu temukan kedamaian ku mampu temukan tambatan namun mungkin itu kisah lalu yang sekarang tak mungkin bisa aku dapat Tak ada lagi ku temukan yang sama sepertimu kau hanya satu dan tak

Dimana? Apa? Bagaimana? (AS)

Dulu saling sapa saling ketawa saling bercanda saling mengisi saling melengkapi Namun sekarang jangankan menyapa menoleh saja tidak Sudah seperti tidak pernah mengenal Kadang aku berfikir apa salah yang telah aku lakukan? Atau memang dia yang ingin menghindar dari aku? Semuanya tak mampu kujawab hanya angan kecil yang mampu menerka Dulu dia yang selalu tenangkan aku dia yang selalu bimbing aku seakan aku mempunyai seseorang yang mampu temani hari kelamku namun apa daya waktu selalu tak pernah berpihak padaku dia pergi entah kemana hilang tanpa tak tau arah Kadang aku menerka apa yang membuatnya menjauh? Apa yang membuatnya berubah? Salahkukah? Atau dia jenuh dengan aku? Tak taulah apa yang harus aku jawab Aku merindukan sosoknya disini sosok yang selalu mampu buatku menjadi lebih baik lagi Sosok yang selalu tentramkan pikiran dan hati Sosok unik yang mempunyai segudang cerita untukku namun semuanya hanya kenangan Dia hilang entah kemana Sering ku buka lembar lama tulisa

Keindahan di Balik Kebusukan

Kenapa harus bertemu jika akhirnya akan berpisah? Mengapa harus dekat jika akhirnya akan pergi? Mengapa harus mengenal jika akhirnya akan terlupa? Mengapa memberi harapan jika akhirnya meninggalkan? Dan kenapa harus tercipta rasa jika akhirnya harus menghapus rasa? Pada siapa ku harus berbicara? Jika sosokmu tak lagi ada didekatku Sosok yang selama ini mengisi kesedihanku, memberikan segala semangat untuk ku menjadi sosok lebih baik lagi, selalu berikan senyuman keindahan yang tak pernah lagi kudapatkan Kau mampu bangkitkan sosok jiwa yang sepi menjadi penuh warna kembali menerjemahkan segala asa yang selama ini rasanya terbelenggu oleh ketidakpastian hati Dirimulah yang mampu bangkitkan lagi ketika diriku benar benar terjebak dalam bulatan kisah lama yang tak bisa ku buang, dirimu yang menopang ketika tubuh tak mampu lagi berdiri diatas duri yang sangat menusuk dan dirimu yang memberi keindahan ketika kepalsuan membalut murni dalam jiwa Semuanya dirimu yang membuat indah d

Wanita Malam

Kadang apa yang terlihat tak selalu benar, jika kita mampu menerawang masih banyak kehidupan diluar sana yang begitu keras Hanya untuk mendapatkan sesuap nasi mereka mau mengerjakan apapun termasuk menjual diri mereka sendiri Pernakah kita berfikir? Kita bisa makan enak bisa tidur pulas namun nyatanya kita masih mempunyai beberapa saudara seiman dan seagama yang benar benar menderita Pernahkah dalam benak ini memikirkan bagaimana menyelamatkan diri mereka? Namun apa daya kita hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat karena sekali kita berbuat sama halnya kita di bilang membatasi Tak tega dan sangat iba namun tak tau harus berbuat apa Tangan dan kaki ini rasanya membeku tak bisa bergerak melihat banyak sesosok wanita jalanan yang di usung untuk melayani nafsu nafsu lelaki yang kehausan dengan dibayar tak sebanding dengan pengorbanan mereka Ingin rasanya membentak rasanya membela namun tak ada guna juga kita hanya orang awam yang dianggap tak pernah tau kehidupan mereka yang teramat

Pedihnya Tersungkur

Cinta Kenapa ia tak pernah berpihak pada setangkai bunga layu? Kenapa ia tak seindah pelangi terang yang tiba setelah hujan reda? Kenapa semuanya indah diawal kemudian pedih? Apa sang bunga tak berhak mendapat kebahagiaan? Mengapa semua selalu berakhir pedih? Harus .. air mata ini trus mengalir hanya karena sering tertipu oleh keadaan Salahkah jika diri menganggap semuanya indah dan ingin memiliki? Apa memang tak seharusnya cinta datang? Siapa yang mampu menjawab semuanya? Pada siapa sang bunga harus berteriak meminta kejelasan? Pada matahari atau pada tanah yg gersang? Semuanya seakan mudah untuk datang kemudian pergi Tak bisakah berpikir bagaimana mampu berbuat namun tanpa bisa menghentikan Nangis Sedih Kelam pedih Sakit Yah... semuanya seakan menjadi satu dimana hati dan pikiran tak bisa lagi menyatu dengan keyakinan Kadang semuanya terasa indah namun ternyata keindahan itu hanya datang seketika kemudian hilang entah kemana Kadang semuanya berjalan mulus namun k

Bercermin Pada Kepribadian Diri

Pernahkah terpikir dalam benak ketika kita menyelipkan senyuman kepada setiap orang yang berada di sekitar kita, adakah sedikit keraguan ataukah keihklasan yang sungguh? Jika mampu benar benar mencerna bisakah setiap pemikiran negatif dalam iri kita terbuang jauh, setiadaknya bisakah kita selalu menjadi pribadi yang bisa berpikiran positif tanp ada hasutan maupun keraguan namun mungkin semuanya teasa susah jika awal menjalani namun tuhan menciptakan anusia begitu sempurna dari sisi luar maupun dalam tapi dengan kesempurnaan itu pernahkah manusia mempergunakannya dengan sebaik baiknya atau hanya dijadikan sebagai kesempurnaan semata saja tanpa pernah mempergunakan dengan baik atau mala sebaliknya segala kesempurnaan itu hanya dijadikan wadah kemaksiatan dan keburukan? disitulah letak kelemahan manusia dimana ia terlalu senang dengan dunia tanpa pernah memikirkan bagaimana ia kelak di akirat? terkadang setiap individu hanya memikirkan kesejahteraan kehidupannya sendiri tanpa memi

Ketika pribadi diri terbentuk

Kadang keegoisan bisa menghancurkan segalanya menerpa ruang yang kokoh menjadi hancur lebur Terasa sendiri walaupun berada di sekeliling gerombolan orang Seketika terasa hilang secara perlahan teman, kekasih, sahabat Kadang ingin rasanya menghindari segala keegoisan ataupun ke angkuhan namun apa daya segalanya tercipta tanpa diinginkan Kadang setiap apa yang terasa bahagia rasanya hanya sekejap bukan selamanya Semuanya terasa nyaman namun kemudian pudar kadang terasa indah namun sekejap tak berarti lagi Waktu Kadang berpedoman pada keadaan dan waktu namun dengan berputarnya waktu semakin laun akan semakin sedikit kesempatan untuk mencoba Ketakutan Langkah pasti tak bisa tertuntun seketika ketakutan menerpa kadang segalanya bisa terbuang ketika diri sudah tak percaya dengan kepastian Yang semula indah sekarang tiada lagi keindahan Yang semula bermakna tak ada lagi keabadian Egois, keras kepala, angkuh Jika semua terjalin menjadi satu seakan bisa menuntun diri menjadi lebih